Skip to main content

Anak Bangsa : Chairul Tanjung 'Si Anak Singkong'


Chairul Tanjung "Si Anak Singkong"



CT Crop atau Chairul Tanjung Corpora yang sebelumnya bernama Para Group. Sebagian orang di Indonesia pasti sudah kenal dengan sosok beliau ini. Pada tahun 2012 CT menerbitkan sebuah buku yang berjudul "Chairul Tanjung Si Anak Singkong", sebuah buku yang benar-benar memberi inspirasi kepada semua kalangan di Indonesia. Kisah perjalanan Chairul Tanjung atau yang akrab di panggil CT ini sungguh benar-benar dari NOL, dari keluarga miskin yang kekurangan sehingga menjadi Miliarder dari jajaran orang terkaya di Indonesia saat ini dan diantara orang-orang terkaya tersebut, CT adalah satu-satunnya Pribumi Indonesia Asli.

Betapa bangganya kita dengan sosok CT yang berasal dari 'Produk dalam Negeri', bukan keturunan dari  bangsa sebelah yang mana rata-rata menaungi jajaran orang terkaya di indonesia.
CT adalah asli anak negeri kita Indonesia. Berasal dari keturunan ayahnya suku Batak dan Ibunya suku Sunda. Sudah terbayangkan seperti apa Budaya yang beradu di dalam kehidupan CT kecil saat itu. 



MASA KANAK-KANAK

Setelah terjadi kebangkrutan pada usaha ayahnya karena Idealisme saat itu berubah, dalam hal perubahan pemimpin, rezim serta orde, CT muda harus berjuang membiayai pendidikannya. SD dan SMP beliau bersekolah di "Van Lith" sekolah kristen swasta pada zaman belanda. CT sendiri adalah seorang muslim yang taat akan agama, sejak kecil CT di didik keagamaan oleh nenek yang merupakan guru di suatu sekolah serta kerap kali sebilah rotan bersambut ke tubuhnya karena CT kecil sedikit bandel selayaknya anak kecil pada umumnya.

CT kecil sempat tinggal di Gang Abu Jln. Batu Tulis Jakarta, bisa dikatakan salah satu daerah yang terkumuh di jakarta. Rumah kecil atau yang lebih tepatnya sebuah losmen yang jauh dari katagori rumah sederhana, menjadi tempat bernanung CT sekeluarga. Rumah kecil itu harus di isi dengan kedua orang tuanya dan saudaranya yang berjumlah 6 orang. Fasilitas WC hanya menggunakan fasilitas WC umum yang berdinding Seng dan beratap Terpal serta klosetnya langsung menuju blantaran kali tidak seperti kloset pada umumnya. Masa kecil CT selayaknya masa kecil anak-anak pada umumnya, bermain sepeda, membuat pisau dari paku yang digilaskan di rel kereta api saat kereta api lewat. Tidak ada yang spesial saat masa anak-anak CT, boleh dikatakan masa kanak-kanak CT serba kekurangan.

Saat sekolah di SMP Van Lith, setiap tahunnya SMP Van Lith biasanya mengadakan Study Tour di berbagai daerah di Indonesia yang mana kali itu SMP Van Lith mengadakan Study Tour ke Yogyakarta. CT ditunjuk sebagai salah satu panitia, CT panitia yang mengatur urusan trasportasi untuk keberangkatan study tour tersebut. CT yang merupakan anak orang tidak mampu sebenarnya telah mengetahui bahwasanya dirinya tidak bisa ikut dalam kegiatan itu, alasannya tak lain tak bukan karena biaya. Pada saat itu biaya yang dipungut untuk mengikuti kegiatan itu sebesar 15.000 rupiah. Jiwa Wirausaha CT sudah terbentuk sejak dini, saat mengkoordinir kendaraan untuk keberangkatan CT mendapatkan keuntungan dari pihak transportasi dengan harapan uang tersebut bisa cukup untuk biaya dirinya mengikuti study tour tersebut. Kenyataannya, uang keuntungan yang yang didapat dari empunya transport tersebut hanya 5000 rupiah, nilai tersebut memang sudah maximal dari kapasitas fee jumlah angkutan bukan karena si empunya curang. Setelah mengkordinir teman-teman mengatur tempat duduk masing-masing mereka, dengan rasa lapang dada serta berbesar hati dan bercampur rasa sedih CT melambaikan tangan saat bus mulai berjalan walaupun tidak bisa mengikuti study tour. Moment inilah yang salah satunya selalu di ingat CT sampai sekarang. Walaupun mungkin jika CT berbicara kepada salah satu temannya tentang ketidak mampuannya dikarenakan biaya, pasti temannya akan membantu memenuhi biaya tersebut. Di sinilah Pribadi CT yang patut kita contoh, bahwa CT tidak mau merepotkan atau berbagi beban kehidupannya dengan temannya. Inilah pribadi orang yang tegar.



MASA REMAJA

Saat beranjak remaja setelah selesai pendidikan Sekolah Menengah Pertama, CT melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Boedi Oetomo atau biasa disingkat Boedoet saat itu. Selama menempuh proses pendidikan disekolah ini, siswa-siswa sekolah terbagi secara pergaulan terpetak menjadi 2 bagian, Siswa Borjuis dan Siswa Proletar, dimana siswa borjuis adalah kelompok pergaulan siswa yang orang tuanya kaya sedangkan siswa proletar kelompok siswa miskin. Sejak kecil CT memang mudah bergaul dengan semua kalangan sehingga saat SMA CT siswa yang netral tidak tergabung pada salah satu petak tersebut. 



TEATER

Sejak SMP sampai SMA CT aktif dalam kegiatan Teater bersama teman-temannya. Biasanya setelah latihan Teater mereka berbincang berjam-jam bersama guru dan teman-teman teater tentang apa saja. Guru Teater CT inilah yang secara tidak langsung membantu pembentukan karakter CT. Bagi CT teater bukanlah hanya sekadar latihan olah tubuh atau olah suara saja, melainkan membantunya dalam mengolah kepribadian dan ingatan, seolah-olah CT dalam komunikasi bisnis dapat berperan dengan maksimal dalam posisi bisnisnya serta mampu berperan sesuai posisinya karena sudah terbiasa dalam teater menjiwai karakter dalam narasi serta memiliki kemampuan membaca karakter orang. Tanpa disadari kemampuan berkarakter, komunikasi, berperan yang pernah di praktekan CT di teater inilah yang membuat hubungan emosional bisnis CT sangat pesat. Setiap melakukan komunikasi bisnis seolah-olah CT sudah mengerti karakter lawan bicara tersebut hingga CT mampu menyesuaikan peran untuk melayani lawan bicaranya. 


KAIN HALUS SANG IBU UNTUK BIAYA KULIAH

Setelah lulus dari Boedoet, tidak ada pilihan lain bagi CT untuk memilih Universitas selain Universitas Negeri, Universitas swasta sangat mahal biaya kuliahnya sedangkan keadaan CT diluar daripada kata mampu. UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dimulai pada tahun itu. Kecerdasaan CT dibidang akademik tidak diragukan lagi, CT lulus di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Sebelumnya kakak kandung CT sudah berkuliah di UI Fakultas Kedokteran. Karena ngerasa kurang enak saja jika CT satu Fakultas dengan sang kakak, maka dari itu CT memilih Fakultas Kedokteran Gigi.
Pada saat lulus kuliah dengan girangnya CT mengabarkan kepada orang tuanya bahwa lulus di FKG UI, dengan memberitahukan pada ibunya bahwa biaya administrasi pada ibunya adalah Rp. 75.000 dan harus diselesaikan minggu depannya. Dengan nada tegar sang ibu pun mengiyakan. Menjelang satu minggu kemudian uang tersebut diserahkan kepada CT. Dengan semangatnya CT berangkat ke Kampus untuk menyelesaikan biaya administrasi tersebut. Setelah beberapa waktu kemudian setelah proses perkuliahan berjalan sang ibu berpesan "Chairul, kamu harus kuliah yang benar nak. Uang kuliah kemarin dari hasil ibu menggadaikan kain halus ibu" kata ibu CT. Pada saat inilah hati seorang CT seperti tersambar petir dan mulai berniat membesarkan hati bahwa selama kuliah dia tidak mau lagi merepotkan orang tuanya untuk biaya kuliahnya. Disnilah moment kepribadian CT terbentuk dengan Niat dan Tekad yang kuat bahwa ia harus mampu membiayai kuliahnya sendiri.


15.000 RUPIAH PERTAMA YANG SANGAT BERHARGA

Setelah berkuliah di FKG UI beberapa waktu, kemudian dosen mewajibkan untuk memfotokopi sebuah buku seperti buku bimbingan. Di depan kampus UI banyak sekali warung fotokopi, untuk fotokopi di depan UI tersebut dibutuhkan biaya Rp.500 untuk memfotokopi buku yang diwajibkan dosen. Di sinilah mulai ide bisnis CT, ia teringat dengan seorang teman yang mana kakaknya memiliki sebuah usaha percetakan. Kemudian CT menghampiri percetakan kakak temannya setelah bernegosiasi kemudian disepakati harga Rp.150 untuk mencetak buku itu. Melihat peluang ini, tidak sama sekali di sia-siakan oleh CT. CT kemudian mencari order kepada teman-temannya satu fakultas yang berjumlah 100 orang dengan harga fotokopi buku tersebut dengan biaya Rp.300. Tak hayal semua temannyapun menyetujui untuk menerima tawaran CT. Dari bisnis ini CT meraup keuntungan Rp. 15.000,- pertamanya yang sangat berharga. Ternyata kabar murah akan fotokoi CT  bukan hanya terdengar oleh fakultasnya semata, melainkan fakultas lain serta para dosenpun mulai memfotokopi melalui CT karena biaya yang sangat murah. Dari sini CT meraup keuntungan yang lumayan untuk tambahan biaya kuliahnya. Tak lama berselang waktu karena tanpa di sadari karena bisnis fotokopi ini CT mempunyai kedekatan tersendiri dengan dosen. CT dan dosen-dosennya mulai berhubungan baik, komunikasi yang baik. Melihat ada satu tangga yang banyak dilalui mahasiswa universitas tersebut, CT memiliki ide untuk membuka usaha fotokopi di tempat itu. Tak dikira setelah meminta izin kepada pengurus universitas, ide itupun disetujui tanpa halangan. CT melakukan kerjasama dengan salah satu tempat foto kopi dan membawa mesin foto kopi itu ke kampus. Dari setiap lembar mahasiswa memfotokopi. CT mendapatkan fee sebesar Rp. 25,- yang berlangsung cukup lama dan menambah pengahsilan untuk biaya kuliah. Inilah bisnis Informal pertama CT.


BISNIS JUAL BELI MOBIL BEKAS

Selama kuliah dengan uang yang terkumpul serta bersama modal teman-teman yang dirangkul CT. Ia membuka usaha jual beli mobil bekas. Di sinilah kali pertama CT mengetahui model bisnis yang cukup buruk dengan praktek tipu-tipu kecil. Misalkan untuk tambal body mobil dengan kertas semen kemudian memberi dempul yang tebal untuk body mobil tersebut. Keuntungannya cukup menggiurkan tetapi tidak dijelaskan secara jelas dalam buku Chairul Tanjung si Anak Singkong ini, bagaimana kelanjutan dari usahanya ini.


BISNIS ALAT PRATIKUM KEDOKTERAN

Melihat peluang akan banyak kebutuhan bahan pratikum di fakultas kedokteran gigi. Timbul ide CT untuk mensupply bahan-bahan praktikum. Dengan bantuan dari salah satu ayah temannya CT berhasil mendapatkan kepercayaan dari distributor alat kedokteran. Tak tanggung-tanggung CT berhasil membuka sebuah toko dengan menyewa satu ruko di salah satu daerah di Jakarta. Di tokonya ini, banyak teman-teman mahasiswa yang berkumpul walau hanya sekedar nongkrong dan bercanda tawa. Kemurahan hati CT, setiap mahasiswa yang datang selalu di traktir makan dan terkadang mereka makan di ruko sebelah toko CT dan meninggalkan nota atas nama toko CT. Saat rekab pendapatan setiap bulan pendapatan CT selalu minus. Dari sini CT sadar bahwa perilaku tentang meninggalkan nota makan itu tidak baik diterapkan dalam bisnis. Bisnis inipun mengalami kemunduran dan bangkrut.


MUSIBAH SEKALIGUS BERKAH

Ini dinamika usaha CT yang merupakan cobaan serta sekaligus berkah. Saat itu CT membangun sebuah pabrik sumpit dari perusahaan orang keturunan cina. CT membangun pabrik ini tanpa DP atau Terjmin dari si sempunya proyek tersebut. Di tengah perjalanan tiba-tiba si empunya perusahaan menyatakan bangkrut dan tak sanggup membayar CT. CT termenung dan tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah. CT memulai bisnis dari nol dengan kembali naik kendaraan umum kemanapun ia pergi. Tak lama berselang waktu, CT kembali mendapatkan sebuah Proyek membangun pabrik sepatu. Pabri sepatu yang pada saat itu kebetulan konsultan pembangunan dan operasionalnya adalah konsultan sepatu bermerek "Kasogi". Selama proyek itu berlangsung, CT banyak menghabiskan sedikit waktu berbincang dengan konsultan sepatu tersebut. Hingga CT diberikan ide oleh konsultan itu untuk membuka usaha pabrik sepatu. CT pun tertarik, karena modal sudah habis karena failednya pabrik sumpit tadi, kali ini CT terpaksa meminjam pinjaman di bank. Bank tersebut adalah bank Exim. CT mendapatkan pinjeman sebesar 150 juta. Untuk lahan dan bangunannya CT membeli lahan pabrik sumpit yang batal tadi yang kemudian uangnya di back up oleh 2 orang temannya sebelum meminjam uang di bank. Dari sini CT mulai membangun pabrik sepatu kelas industri besar. Setelah sample sepatu dibuat, kemudian dikirimkan ke negara bagian eropa dan amerika. Satu bulan berlalu, dua bulan berlalu, tiga bulan berlalu, semua sample yang dikirim tersebut tidak membuahkan hasil ataupun  order. Konsultan teman CT tadi merasa tidak enak, ia pun membantu CT mencari order. Alhamdulilah order tersebut dapat, tapi bukan order sepatu melainkan order sandal anak-anak. Order sandal ini tetap dikerjakan CT dengan sepenuh hati. Order pertama 12.000 pasang sandal, setelah selesai 6000 sandal kemudian dikirim lebih dulu ternyata perusahaan yang memesan order tersebut suka dengan sandal tersebut. Tak tanggung langsung menambah order sebanyak 240.000 pasang. Dari sini bisnis CT berkembang hingga ia memiliki 4 Pabrik dan membeli lahan kawasan ini dan menjadikannya lahan kawasan industri miliknya.


AKUISISI BANK MEGA 

Seorang Bank B.I menghubungi CT bahwasannya ada sebuah bank yang mau dijual. Bank tersebut dalam kondisi terpuruk dikarenakan banyak debitur macet yang tak sanggup membayar angsuran lagi. Kemudian dilakukan pertemuan antara CT dan pihal Bank B.I Sebenarnya CT ragu tapi setelah dipelajari lebih lanjut bank tersebut memilki prosepek. CT diberikan kemduhan oleh bank B.I untuk mengakuisisi bank tersebut dengan diberikan pinjaman. Dengan kata lain CT tidak banyak mengeluarkan biaya untuk mengakuisisi bank ini. CT bersama tim bekerja keras untuk menghidupkan kembali bank ini. Pada saat bank ini duakuisisi, semua sistem bank ini masih menggunakan sistem manual, yang kemdian diubah oleh CT dengan sistem yang terintegrasi komputerisasi. Dengan susah payah dan tidak sia-sia CT pun berhasil menjalankan dan menghidupkan kembali bank ini sehingga bank ini maraih keuntungan yang sangat besar bahkan selamat pada krisis tahun 1998. Hingga saat itu, Bank Mega masuk dalam jajaran 5 besar bank yang sukses. Saham Bank Mega murni 100% milik anak bangsa yaitu Chairul Tanjung.  Disinilah hebatnya seorang CT. Kerja tak kenal lelah, bahkan hari minggupun tetap bekerja sungguh sosok yang patut di contoh. Sosok yang berkerja secara sistematis, terstruktur, dan konsisten.


BANK MEGA SYARIAH

Pada saat itu, bank syariah hanya Bank Muamalat. CT adalah orang yang taat akan agama dan perhatian terhadap kondisi bangsa ini. CT bercita-cita untuk membangun sebuah bank syariah. Ada satu bank lagi yang sedang terpuruk diakuisisi oleh CT kemudian bank ini dijadika bank syariah oleh CT. Keuntungan dari bank ini tidak diambil secara pribadi oleh CT, tapi keuntungan bank ini digunakan CT untuk keperluan sosial antara lain mendirikan CT Foundation yang berbentuk sekolah gratis bagi masyarakat miskin yang berprestasi. CT foundation ini dikelolah oleh istrinya. Pengeluaran  sekolah tersebut sebesar 12 miliar perbulan. Semua biaya tersebut di tanggung oleh CT Foundation.


BERDIRINYA TRANS TV

Sebuah cita-cita sejak muda bahwa ia ingin memiliki stasiun TV pun berhasil. Saat salah seorang pohak Bank Exim bahwa ada nasabah macet dan hendak menjual sebuah gedung plus isi dengan perlatan studio di dalamnya. Karena Bank Exim adalah rekanan CT sejak lama, ia pun membeli gedung tersbut dengan dibiayai oleh Bank Exim dengan kata lain CT hanya tanda tangan kontrak saja pembiayaannya ditanggung oleh bank. CT sempat tertipu oleh salah satu statsiun swasta yang mana pada saat itu ia dan teman dalam manajemen stuido itu mendapatkan kontrak sebuag Film. Dengan susah payah membuat Film tersebut ternyata tidak diterima oleh pihak stasiun TV swasta tersebut. Mereka mengatakan bahwa kontrak tersebut tidak mengikat. CT pun dengan rasa dongkol berkata bahwa suatu saat ia akan memiliki stasiun TV. Dengan dibantu oleh beberapa teman ahli dalam bidang ini singkat cerita terwujudlah keinggannya tersebut. Awal perkiraan biaya hanya 150 iliar ternyata membengkak menjadi 400 miliar di tambah pengeluaran tiap bulan sebesar 30 Miliar/bulan. Sempat merasa ngeri dikarenakan saat beroprasi Trans TV belum menunjukan Income yang siginifikan. Dengan segala upaya akhirnya Trans TV berhasil mendapatkan Icnome yang stabil saat mengakuisisi TV7.



PESAN UNTUK GENERASI MUDA 

Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. CT selalu berpesan untuk bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja tuntas serta bekerja ikhlas. Jangan lupakan pendidikan sebagai tiang utama untuk bekerja cerdas. Konsisten dalam Usaha dan Pantang Menyerah adalah salah satu kunci sukses. Badai terpaan kesulitan akan selalu ada di setiap dinamika usaha, teruslah berjuang dan jangan pernah menyerah. CT dulunya adalah seorang yang miskin. Dalam waktu 35 tahun ia sudah memiliki harta kekayaan kurang lebih 63,7 Triliun. Karyawan CT berjumlah sekitar 150.000 orang. Bayangkan jika di indonesia memiliki 1000 orang seperti CT, maka lapangan pekerjaan di indonesia mencapai 150.000.000 orang. Hampir setengah dari penduduk indonesia tidak ada lagi pengangguran.


Masih banyak lagi kisah CT yang inspitarif yang penulis tidak bisa tuangkan dalam blog ini. CT adalah sosok pengusaha yang paling fenomenal. Tulisan dalam blog ini merupakan ringkasan dari Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong yang perspektifnya dari sudut pandang penulis. Tujuan tak lain dan bukan agar semua rakyat dalam bangsa ini mengetahui sedikit sejarah CT dan menjadikannya Motivasi untuk maju. CT bukanlah seorang yang terlahir dari anak orang kaya, ia benar-benar dari orang miskin yang menjadi sukses sekarang. CT adalah satu-satunya pengusaha terkaya di indonesia yang merupakan Pribumi asli Indonesia. Beliau ini patut kita jadikan contoh. Hingga tulisan ini dibuat banyak perusahaan yang sudah dimiliki oleh CT. bisa kalian lihat melalui link ini : http://www.ctcorpora.com/ ini merupakan CT Corp dan semua data usaha yang dimilikinya ada di dalam link ini.

Pesan dari CT yang saat membaca bukunya tersebut yang selalu terngiang adalah "Modal utama dalam Dunia bisnis bukanlah materi, tetapi Connection and Trust". CT bukanlah anak orang kaya yang memiliki modal materi. Ia berjuang sendiri mati-matian dengan Koneksi dan Kepercayaan orang, Bank, dll.

Untuk biografi lengkapnya kalian bisa membeli buku Chairul Tanjung "Si Anak Singkong". Dalam buku ini diceritakan sangat detail tentang sosok Chairul Tanjung dari cerita kepdihan hidupnya sehingga menjadi miliarder seperti sekarang.

Semoga tulisan dalam blog ini bisa menginspirasi teman-teman yang baru mau menapaki dunia usaha. Jangan takut dan jangan gentar. SUKSESS !!!
  

Comments

Popular posts from this blog

5 Orang Terdekat Anda adalah Cerminan Diri Anda

Pernah kita mendengar nasehat orang tua "Nak, kalo berteman itu milih-milih, jangan asal !". Sebagian dari kita mungkin tidak setuju dengan nasehat ini, kenapa berteman harus milih ?.  Menurut pepatah, jika kita berteman dengan tukang ikan walaupun kita tidak ikut memegang ikan, saat keluar dari tokonya orang akan merasakan bau amis ikan ditubuh kita. Jika kita berteman dengan tukang parfum, walaupun kita tidak momeleskan parfumnya ditubuh kita, saat keluar dari tokonya maka orang mencium bau parfum menempel ditubuh kita. Filosofi inilah yang bisa kita jadikan pelajaran kenapa harus memilih teman. Seandainya kita berteman dengan seorang penjahat walaupun kita tidak melakukan kejahatan, maka orang melihat kita seakan-akan kita ini penjahat. Sebaliknya jika kita berteman dengan orang sukses, orang akan melihat kita seakan-akan kita adalah bagian dari sebuah kesuksesan suatu saat nanti.  5 teman terdekat kita adalah cerminan diri kita, kenapa? Karena kedekatan t

Jangan Percaya Bank !

Tulisan ini akan membantu anda mengerti apa itu sebenarnya perbankan serta kenapa Bank adalah musuh besar bagi masyrakat karena mempermaikan Psikologi manusia dan menjerumuskan manusia. Manusia (dalam hal ini sebagai debitur, debitur: orang yang dipinjamkan uang oleh Bank), manusia adalah aset sebuah Bank! anda tau mekanisme Bank mendapatkan keuntungan bukan? Bank tidak mendapatkan keuntungan karena kita menabung, melainkan karena mereka memberikan pinjaman. Tabungan kita adalah salah satu bentuk modal bank memberikan pinjaman kepada debitunya dengan suku bunga tertentu. Bank merupakan suatu kejahatan ekonomi. Looh kenapa bisa dikatakan begitu? karena bank mempermaikan psikologis manusia dan menjerumuskan mereka. Bank mengerti Psikologis manusia dalam rasa ingin memiliki, ingin lebih, ingin mendapatkan modal. Inilah permainan mereka "The Game of Money" . Mereka meminjamkan uang jangka panjang dengan pola tertentu sehingga membuat pinjaman debitur yang hampir tidak mu